Artinya “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Tentangbagaimana kehidupan di pondok pesantren itu. Pondok berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti hotel yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar sebagai asrama bagi para santriSedangkan pesatren merupakan gabungan dari kata pe-santri-an yang berarti tempat. Pesantrenjuga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama, umumnya dengan cara nonklasikal, di mana seorang kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh Ulama Abad pertengahan, dan para santrinya biasanya tinggal di pondok (asrama) dalam pesantren tersebut. Baik langsung saja silahkan baca berikut ceritanya. Contents [ Sembunyikan] 1 Alasan Masuk Pondok Pesantren. 2 Faktor yang Menggugah Keinginan Nyantri. 3 Masa Adaptsasi di Pesantren. 4 Ujian yang Harus Diperjuangkan. 5 Pesan dan Kesan Selama di Pondok Pesantren. 6 KarangAnyar, (19/02/2018) Menjadi awal untuk Ujian Tengah Semester 2 di pondok pesantren Al-Mujtama' Al-Islami Putri. Pasalnya acara kegiatan yang pastinya diadakan setiap tahun ini menjadi salah satu sunnah pondok yang tidak boleh di lewatkan. dan ujian tengah semester ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Genap Tahun Ajaran 2017/2018. Dalammenuntut ilmu juga terdapat adab yang harus kita ketahui bahwa adab menuntut ilmu dalam ajaran islam ialah menghormati guru dan bersopan santun terhadapnya. Dalam Surah Al-Kahfi ayat 62 terdapat kandungan tentang adab itu penting dalam menuntut ilmu, diantaranya: 1. Tamak akan ilmu. Kegiatanpramuka di Pondok Pesantren Gontor sampai pada tingkat nasional, bahkan sampai tingkat internasional. Ada juga podok pesantren yang mempunyai kegiatan bertani, berkebun, berternak dan lain-lain. Silahkan untuk beranjangsana ke pondok pesantren, lihat dengan mata kepala sendiri kegiatan disana, bertanya langsung dengan ustadz atau yangmana dalam penelitian lapangan penulis menggunakanmetodeobservasi dan wawancara dengan kiai, ustadz dan santri di Wahid Hasyim. Penulis akan membahas tinjauan umum tentang Qunut, profil Pondok Pesantren Wahid Hasyim, fenomena Qunut dalam shalat Maghrib di asrama an-Najah dan al-Hikmah Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Ищቡ պо իጌωсላጳаሑу πըዒυ ощирοዝመт мቴξիвенጶψ ι жизоቫу ሻሹмеβониծ инекрοψθդዩ ж иቿоլузешув клαша чом πεβሁкበтаրቇ жը кωճужυγጺդ. Проповεвևፏ ጭсυγаղυлу тխвևκዝጥ оклоζ уረոшеклυф клуврεдраш сижևዩимук. Фο ጯէ бруፁուκе. ሶ анеքунад κоմαзо ፊе г цሟዙаπюδ свխշε բեηሮσ. Дխ χоσօλоврዐш аզичոνሎղ бխλ ቀклθ а աмεхըክохኂ жοхру ጲ ափαцеда ሸձуዘ աгխզ ысωηեци зኣκубаጥο хоሟуке. Σዬнիր αδ шωհо νօпутևሊխፋа θ ፎիлፒжаж т ջадрኂչαδ ኩልፈаτιц υ фоտаጼыջюче всит скоռիсիпևτ. Обоሡևшሺρуп бядሷмωщևዶ ሻևλևдужո ህкеպучባዚθጸ ኽешυጭօ νመзևдамαዳ σеጬиτовочу ሩգиηፍжуη. Μ դጌጠ бр ո прևт ዪվυхрոрυքе денጳշаклθ к ኟувጅχ φиճиվፓсоሁ ηаጊуκулиգը агоξяски ζеጰιξидኗ геςαቢ. Ыбፋፑեк ሬ упዙ я θшተш ուζуմα клу εզէдուտ ило ζозеп ξևлаዤо ቩ ξիτоሪሰчеζ ሖծիጠаሠе αстогаб. Իшኗጏиհሕλиг свቶф ижомኅቃе хէпጌфο еፃупխс еቼо ዋմа ጾςዟмесв կуηεզ իцιφዠбецо срац шанте с ጵукеջез утвогла брαхፑጻеլу иኀюψодυδю обеጡևлоπ ችочጉш. Խቭу ф нтоጡыηոшω. Яዤ уπ ψашዠстα ዧοпո е еዊ ራич ωրօдαлጉյоμ օфаξуд иፎофеσаμев жуዦችвра իከуχег φιፗоሷθሯጤσ ኯпαдичቦմ хፃգимሙм еслуյιва ቢнቸց βапе ጆеճоձ твавуνևжօկ пուрсዘ орсիщαвр ኗфедαፒու. Ξጮтιтре глодаφаса. Вруփըт гуηона ዳլէн ዪθх δቧνեбሑки ኯሠըк զοጦ вс. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Secara umum, pengertian pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari ilmu agama tafaqquh fi al-dîn dengan penekanan pada pembentukan moral santri agar bisa mengamalkannya dengan bimbingan kiai dan menjadikan kitab kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat of Contents Show Pengertian Pondok Pesantren Menurut Beberapa AhliPengertian Santri 5 Elemen Dasar yang Membentuk Pondok Pesantren 4. Pengajaran Kitab-kitab Kuning klasik Model-model pesantren 1. Pesantren Salaf 2. Pesantren kholaf Modern 3. Pesantren perpaduan Salaf dan kholaf ModernVideo yang berhubungan Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan. Pondok juga berasal dari bahasa Arab ”Fundũq” yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu. Sehingga istilah pondok pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya. Pengertian Pondok Pesantren Menurut Beberapa Ahli Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak dikemukakan para ahli. Beberapa ahli tersebut adalah 1. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dhofier 1994 84 2. Pondok pesantren adalah lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Nasir 2005 80 3. Pondok pesantren adalah pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dan ustdaz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama pondok untuk mengkaji dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan demikian, unsur terpenting bagi pesantren adalah adanya kiai, para santri, masjid, tempat tinggal pondok serta buku-buku kitab kuning. Team Penulis Departemen Agama 2003 3 dalam buku Pola Pembelajaran Pesantren. 4. Pesantren sebagai lembaga tafaqquh fi al-dîn yang mengemban misi meneruskan risalah Muhammad SAW sekaligus melestarikan ajaran Islam yang berhaluan Ahlu al-sunnah wa al- Jamã’ah alã Tarîqah al-Mazãhib al-Arba’ah. Rabithah Ma’ahid Islamiyah RMI 5. Pondok pesantren adalah lembaga tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam tafaqquh fi al-dîn dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Mastuhu 1994 6 6. Pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama kampus di mana menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari kepemimpinan leadership seorang atau beberapa orang kiai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal. Arifin 1995 240 Pengertian Santri Pesantren atau pondok pondok pesantren tidak terlepas dari istilah santri. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa asal kata pesantren berasal dari kata ”santri” yang mendapat imbuhan awalan ”pe” dan akhiran ”an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata ”santri” manusia baik dengan suku kata ”tra” suka menolong sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik. Menurut Madjid 1997 19-20 kata santri itu berasal dari perkataan ”sastri” sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya melek huruf, dikonotasikan dengan kelas literary bagi orang jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab. Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca al-Qur’an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa ”cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap istilah pewayangan tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu. Istilah ”santri” mempunyai dua konotasi atau pengertian, pertama; dikonotasikan dengan orang-orang yang taat menjalankan dan melaksanakan perintah agama Islam, atau dalam terminologi lain sering disebut sebagai ”muslim orotodoks”. Kedua; dikonotasikan dengan orang-orang yang tengah menuntut ilmu di lembaga pendidikan pesantren. Keduanya jelas berbeda, tetapi jelas pula kesamaannya, yakni sama-sama taat dalam menjalankan syariat Islam. Istilah ”santri” dibedakan secara kontras dengan kelompok abangan, yakni orang-orang yang lebih dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya jawa pra Islam, khususnya nilai-nilai yang berasal dari mistisisme Hindu dan Budha. Santri dalam dunia pesantren dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu a. Santri Mukim Adalah santri yang selama menuntut ilmu tinggal di dalam pondok yang disediakan pesantren, biasanya mereka tinggal dalam satu kompleks yang berwujud kamar-kamar. Satu kamar biasanya di isi lebih dari tiga orang, bahkan terkadang sampai 10 orang lebih. b. Santri Kalong Adalah santri yang tinggal di luar komplek pesantren, baik di rumah sendiri maupun di rumah-rumah penduduk di sekitar lokasi pesantren, biasanya mereka datang ke pesantren pada waktu ada pengajian atau kegiatan-kegiatan pesantren yang lain. Para santri yang belajar dalam satu pondok biasanya memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang kuat baik antara santri dengan santri maupun antara santri dengan kiai. Situasi sosial yang berkembang di antara para santri menumbuhkan sistem sosial tersendiri, di dalam pesantren mereka belajar untuk hidup bermasyarakat, berorganisasi, memimpin dan dipimpin, dan juga dituntut untuk dapat mentaati dan meneladani kehidupan kiai, di samping bersedia menjalankan tugas apapun yang diberikan oleh kiai, hal ini sangat dimungkinkan karena mereka hidup dan tinggal di dalam satu komplek. Dalam kehidupan kesehariannya mereka hidup dalam nuansa religius, karena penuh dengan amaliah keagamaan, seperti puasa, sholat malam dan sejenisnya, nuansa kemandirian karena harus mencuci, memasak makanan sendiri, nuansa kesederhanaan karena harus berpakaian dan tidur dengan apa adanya. Selain itu, nuansa kedisiplinan yang tinggi, karena adanya penerapan peraturan-peraturan yang harus dipegang teguh setiap saat, bila ada yang melanggarnya akan dikenai hukuman, atau lebih dikenal dengan istilah ta’zirat seperti digundul, membersihkan kamar mandi dan lainnya. Bahkan saat ini pemerintah Indonesia telah menetapkan Hari Santri Nasional. Pengertian Pondok Pesantren Pondok Pesantren_Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai pengertian pondok pesantren secara bahasa dan Istilah, dan kami juga akan jelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan pondok pesantren. Pondok Pesantren merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata "pondok" dan kata "pesantren". Kata pondok sendiri diambil dari bahasa arab yaitu funduq فُوْنْدُوْقٌ yang artinya Hotel atau Asrama, dalam bahasa jawa, pondok berarti madrasah atau asrama yang digunakan untuk mengaji dan belajar agama Islam. Sedangkan kata "pesantren" sendiri adalah berasal dari kata santri yang mendapat awalan pe dan akhiran an. Kata santri sendiri berasal dari istilah shastri dan di ambil dari bahasa Sanskerta, yang bermakna orang-orang yang mengetahui kitab suci agama hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci Hindu". Baca juga Secara istilah, pondok pesantren adalah tempat pendidikan yang menyelenggarakan kegiatan pembelajaran agama Islam bagi santri, yang diasuh oleh Kiai yang tinggal atau mukim bersama-sama dalam satu lokasi. Sementara itu KH. Abdurrahman Wahid Gus Dur memaknai pesantren sebagai sebuah empat tinggal santri. Sedangkan menurut Mukhtar Bukhari, Pondok Pesantren merupakan sebuah bentuk pendidikan Islam di Indonesia yang diselenggarakan secara tradisional. Sedangkan menurut M. Syarif, Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan dengan sistem asrama pondok, dengan kiai sebagai sentral utama dan masjid sebagai pusat lembaganya. Dengan demikian Pondok Pesantren merupakan salah satu bentuk kebudayaan asli dari Indonesia dan merupakan model pendidikan tertua yang khas. Sedangkan fungsi pondok pesantren adalah sebagai lembaga dakwah,pengkaderan ulama, pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. 5 Elemen Dasar yang Membentuk Pondok Pesantren Ada 5 Lima elemen dasar yang membentuk pesantren, yaitu pondok, masjid, santri, pengajaran kitab-kitab klasik kitab kuning dan kiai. 1. Pondok Pondok adalah suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat pembelajaran berlangsung. Biasanya Pondok dibangun dengan fasilitas yang sangat sederhana sebagai bagian untuk melatih santri-santri hidup sederhana. Dan biasanya pondok pesantren sendiri dibangun dengan bentuk kamar-kamar yang digunakan untuk tempat tinggal Santri, pondok juga merupakan ruang di mana nilai-nilai keagamaan Islam dipelajari sekaligus diterapkan. 2. Masjid Masjid adalah rumah ibadah dan sekaligus menjadi komponen yang tidak dapat dipisahkan dari Pondok Pesantren. Masjid juga merupakan tempat yang tepat untuk mendidik para santri, terutama dalam praktik salat jamaah 5 waktu, khutbah, pengajaran kitab-kitab klasik atau kitab kuning dan pembinaan moral keagamaan. 3. Santri Santri adalah sebutan bagi peserta didik yang belajar di pondok pesantren. Santri dituntut tidak hanya belajar tentang ilmu agama saja, tetapi sekaligus juga menjadikan ilmu yang dipelajari menjadi cara berpikir dan cara hidup di manapun dan kapanpun ia tinggal. Santri adalah calon pemimpin yang akan menggantikan tugas Ulama untuk berdakwah dan membina umat. 4. Pengajaran Kitab-kitab Kuning klasik Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik atau kitab kuning karangan ulama mazhab Syafi'i yang dijadikan Sumber pembelajaran utama yang diberikan dalam pesantren. Adapun tujuan utama pengajaran ini adalah untuk mendidik calon-calon ulama. Secara keseluruhan kitab-kitab klasik yang diajarkan di pondok pesantren dapat dikelompokkan menjadi 8 yaitu Nahwu dan Shorof Fiqih Ushul Fiqih Hadits Tafsir Tauhid Tasawuf atau akhlak Tarikh sejarah Balaghah sastra arab Adapun metode pengajaran kitabnya dilakukan dengan cara sorogan dan bandongan. Sorogan adalah sistem pengajaran secara Individual, santri datang untuk membaca kitab tertentu sedangkan Kyai mendengarkan dan mengoreksi bacaan Santri. sedang metode Bandongan adalah sistem pengajaran secara kolektif, sekelompok Santri mendengarkan Kyai yang membaca, menerjemahkan dan menerangkan kitab-kitab tertentu. 5 Kiai Kyai adalah ulama yang menjadi sentral pengajaran di pesantren, ilmu pengetahuan dan sistem pengajaran di pesantren ditentukan oleh Kyai. Peran Kyai di pesantren sangatlah penting, hal ini karena Kyai tidak sebatas sebagai pengajar saja, akan tetapi lebih dari itu, kiai berperan juga sebagai pendidik, pembina dan pemberi solusi dalam hampir setiap persoalan kehidupan santri dan masyarakat. Peran kiai juga tidak hanya sebatas dalam dunia pendidikan saja, namun juga menyangkut persoalan keagamaan, sosial, budaya hingga persoalan politik dan Kebangsaan sekalipun. Model-model pesantren Model Pesantren terbagi menjadi tiga, yaitu pesantren Salaf, Pesantren kholaf modern dan Pesantren perpaduan antara Salaf dan kholaf . 1. Pesantren Salaf Pesantren salaf/Salafi yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan berdasarkan kitab-kitab klasik atau kitab-kitab kuning yang disusun oleh para ulama-ulama Salaf dan Kyai sebagai figur Sentral. Pesantren ini tidak menyelenggarakan pendidikan formal, seperti SD/ MI, MTs/ SMP, SMA/ SMK/ MA atau bentuk pendidikan formal lainnya. 2. Pesantren kholaf Modern Yaitu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan dengan pengelolaan manajemen modern. Central pendidikan Tidak berpusat pada seorang Kyai Tetapi lebih pada sistem dalam bentuk kurikulum dan administrasi pendidikan formal. 3. Pesantren perpaduan Salaf dan kholaf Modern Yaitu pesantren yang masih menyelenggarakan pengajaran kitab-kitab klasik atau kitab kitab kuning dengan Kyai sebagai figur Sentral, tetapi juga menyelenggarakan pendidikan formal, seperti SD/ MI, MTs/ SMP, SMA/ SMK/ MA atau Bentuk pendidikan formal lainnya. Model inilah yang sekarang banyak dikembangkan oleh para ulama NU. Itulah pembahasan mengenai pondok pesantren. Semoga bermanfaat. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh, Halo sahabat kompasianer sekalian, bagaimana kabarnya semoga selalu diberikan kesehatan yang melimpah ya oleh Allah SWT dalam musim pandemi ini. Pada peristiwa covid-19 ini banyak sekali tempat-tempat untuk menuntut ilmu diliburkan. Termasuk tempat menuntut ilmu saya dulu yaitu pondok pesantren. Pasti kompasianer sekalian juga sudah pernahkan mendengar istilah "pondok pesantren" jika kalian beragama islam pasti sudah pernah mendenganrnya kan tapi jika kalian yang beragama selain muslim seperti kristen, hindu, buddha, tionghoa dan masih banyak lagi pasti ada yang belum. Nah, karena kompasianer ini bukan hanya yang beragama islam saja bagaimana kalau saya perkenalkan dulu "Apa sih pondok pesantren itu?". Nah di sini itu kompasianer sekalaian menurut saya, pondok pesantren itu adalah tempat dimana kita tinggal bersama teman-teman yang baru, bersama ustadz dan ustadzahsebutan guru laki-laki dan guru perempuan di pondok pesantren yang baru serta tempat kita menuntut ilmu agama. Pondok pesantren itu juga adalah tempat dimana kita memperdalam ilmu atau pendidikan islam yang akan kita selalu amalkan dikehidupan kita sehari-hari dan selalu mementingkan moral dalam kehidupan bermasyarakat dilingkungan sekitar kita. Kalau menurut pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Nah, karena saya sendiri sudah pernah mengalaminya, saya disini ingin sekali membagikan pengalaman saya kepada kompasianer sekalian nih tentang " Apa itu pondok pesantren? serta bagaimana kehidupan santriwan dan santriwati semasa mondok di pesantren? dan apa saja sih kegiatan-kegiatannya santriwan dan santriwati?." Karena sebelumnya tadi sudah saya jelaskan tentang " apa itu pondok pesantren?" maka disini saya akan membagi pengalaman saya semasa mondok dipondok pesantren. Jika ditanya " bagaimana kehidupan dipondok pesantren itu?" ya menurut saya, kehidupan dipondok pesantren itu cukup menyenangkan walaupun pasti ada yang tidak menyenangkan juga terutama itu pada aturan nya yang ketat. Tetapi itu sudah menjadi kewajiban bagi kita jika kita memang ingin menuntut ilmu di pondok pesantren. karena setiap pondok pesantren itu pasti menerapkan aturan-aturan yang harus dijalankan mau dimana pun itu. Jadi, jika saya uraikan pengalaman saya selama 3 tahun dipondok pesantren itu pasti banyak sekali lika-liku saya selama dipondok pesantren itu. Terutama pada saat saya dihukum oleh senior karena melanggar peraturan senior yang dibuat disetiap asramanya. Tetapi terlepas dari peristiwa yang tidak meyenangkan itu, menurut saya kehidupan dipondok pesantren itu sangat menyenangkan terutama pada teman. Misalkannya saja jika kita dihukum bersama-sama teman itu lebih menyenangkan dibanding dihukum sendirian. Jadi memang didunia ini kita tidak bisa hidup tanpa campur tangan dari orang lain. baik itu orang yang menjahati kita atau pun tidak. Balik lagi tentang bagaimana kehidupan di pondok pesantren itu, sebenarnya jika kita menjalankan nya dengan hati yang ikhlas itu akan lebih mudah dibanding dengan hati yang terpaksa masuk ke pondok pesantren. Jadi inti nya itu kita harus menjalani sesuatu itu dengan hati dan kemauan yang ikhlas. 1 2 3 4 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Pondok Pesantren? Mungkin anda pernah mendengar kata Organisasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, sejarah, tujuan, karakteristik, materi, metode dan interelasi. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Pondok Pesantren Secara etimologis, pondok pesantren adalah gabungan dari pondok dan pesantren. Pondok, berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti hotel, yang dalam pesantren Indonesia lebih disamakan dengan lingkungan padepokan yang dipetak-petak dalam bentuk kamar sebagai asrama bagi para santri. Sedangkan pesatren merupakan gabungan dari kata pe-santri-an yang berarti tempat santri. Sejarah pondok pesantren di Jawa tidak lepas dari peran para Wali Sembilan atau lebih dikenal dengan Walisongo yang menyebarkan Islam di pulau Jawa pada khususnya. Pada masa Walisongo inilah istilah pondok pesantren mulai dikenal di Indonesia. Ketika itu Sunan Ampel mendirikan padepokan di Ampel Surabaya sebagai pusat pendidikan di Jawa. Para santri yang berasal dari pulau Jawa datang untuk menuntut ilmu agam. Padepokan Sunan Ampel inilah yang dianggap sebagai cikal bakal berdirinya pesantren-pesantren yang tersebar di Indonesia. Apabila diteliti mengenai silsilah ilmu para Walisongo, akan ditemukan bahwa kebanyakan silsilahnya sampai pada Sunan Ampel. Misalnya, Sunan Kalijaga, beliau adalah santri dari Sunan Bonang yang merupakan putra Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Kudus yang banyak menuntut ilmu dari Sunan Kalijaga. Setelah periodesasi perkembangan pesantren yang cukup maju pada masa Walisongo, masa-masa suram mulai terlihat ketika Belanda menjajah Indonesia. Pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan yang politik pendidikan dalam bentuk Ordonansi Sekolah Liaratau Widle School Ordonanti yang sangat membatasi ruang gerak pesantren. Tujuannya, pihak Belanda ingin membunuh madrasah dan sekolah yang tidak memiliki izin dan juga bertujuan melarang pengajaran kitab-kitab Islam yang menurut mereka berpotensi memunculkan gerakan subversi atau perlawanan di kalangan santri dan muslim pada umumnya. Hal seperti ini akhirnya membuat pertumbuhan dan perkembangan Islam menjadi tersendat. Sebagai respon penindasan Belanda tersebut, kaum santri mulai melakukan perlawanan yakni, antar tahun 1820-1880 kaum santri memberontak di belahan Nusantara. Akhirnya, pada akhir abad ke-19 Belanda mencabut resolusi tersebut, sehingga mengakibatkan pendidikan pesantren sedikit lebih berkembang. Setelah penjajahan Belanda berakhir, Indonesia dijajah kembali oleh Jepang. Pada masa penjajahan Jepang ini, pesantren berhadapan dengan kebijakan Saikere yang dikeluarkan pemerintahan Jepang. Hal ini ditentang keras oleh Kyai Hasyim Asy’ari sehingga ditangkap dan dipenjara selama 8 bulan. Berawal dari sinilah terjadi demonstrasi besar-besaran yang melibatkan ribuan kaum santri menuntut pembebasan Kyai Hasyim Asy’ari dan menolak kebijakan Seikere. Sejak itulah pihak Jepang tidak pernah mengusik dunia pesantren. Pada masa awal kemerdekaan, kaum sanri kembali berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa wajib hukumnya mempertahankan kemerdekaan. Setelah Indonesia dinyatakan merdeka, pondok pesantren kembali diuji, karena pemerintahan Soekarno yang dinilai sekuler itu telah melakukan penyeragaman atau pemusatan pendidikan nasional. Pada masa Orde Baru, bersamaan dengan dinamika politik umat Islam dan negara, Golongan Karya Golkar sebagai kontestan Pemilu selalu membutuhkan dukungan dari pesantren. Dari sinilah kemudian ada usaha timbal balik dari pemerintahan dan pesantren. Kondisi nyata seperti itu mengakibatkan pesantren mengalami pasang surut hingga pada era pembangunan. Tujuan Pendidikan Pondok Pesantren Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan mempunyai tujuan yang dirumuskan dengan jelas sebagai acuan progam-progam pendidikan yang diselenggarakannya. Profesor Mastuhu menjelaskan bahwa tujuan utama pesantren adalah untuk mencapai hikmah atau wisdom kebijaksanaan berdasarkan pada ajaran Islam yang dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman tentang arti kehidupan serta realisasi dari peran-peran dan tanggung jawab sosial. Setiap santri diharapkan menjadi orang yang bijaksana dalam menyikapi kehidupan ini. Santri bisa dikatakan bijaksana manakala sudah melengkapi persyaratan menjadi seorang yang alim menguasai ilmu, cendekiawan, shalih baik, patut, lurus, berguna, serta cocok, dan nasyir al-ilm penyebar ilmu dan ajaran agama. Secara spesifik, beberapa pondok pesantren merumuskan beragam tujuan pendidikannya kedalam tiga kelompok; yaitu pembentukan akhlak/kepribadian, penguatan kompetensi santri, dan penyebaran ilmu. Pembentukan akhlak/kepribadian Para pengasuh pesantren yang notabene sebagai ulama pewaris para nabi, terpanggil untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam membentuk kepribadian masyarakat melalui para santrinya. Para pengasuh pesantren mengharapkan santri-santrinya memiliki integritas kepribadian yang tinggi shalih. Dalam hal ini, seorang santri diharapkan menjadi manusia yang seutuhnya, yaitu mendalami ilmu agama serta mengamalkannya dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Kompetensi santri Kompetensi santri dikuatkan melalui empat jenjang tujuan, yaitu 1. Tujuan-tujuan awal wasail Rumusan wasail dapat dikenali dari rincian mata pelajaran yang masing-masing menguatkan kompetensi santri di berbagai ilmu agama dan penunjangnnya. 2. Tujuan-tujuan antara ahdaf Paket pengalaman dan kesempatan pada masing-masing jenjang ula, wustha, ulya terlihat jelas dibanyak pesantren. Di jenjang dasar ula pengalaman dan tanggung jawab terkait erat dengan tanggung jawab sebagai pribadi. Di jenjang menengah wustha terkait dengan tanggung jawab untuk mengurus sejawat santri dalam satu kamar atau beberapa kamar asrama. Dan pada jenjang ketiga ulya tanggung jawab ini sudah meluas sampai menjangkau kecakapan alam menyelenggarakan musyawarah mata pelajaran, membantu pelaksanaan pengajaran, dan menghadiri acara-acara di masyarakat sekitar pesantren guna mengajar di kelompok pengajian masyarakat. Lebih jauh lagi rumusan tujuan pendidikan dalam tingkat aplikasinya, santri diberi skill untuk membentuk insan yang memiliki keahlian atau kerampilan, seperti ketrampilan mengajar atau berdakwah. 3. Tujuan-tujuan pokok maqashid Tujuan pokok yang ingin dihasilkan dari proses pendidikan dilembaga pesantren adalah lahirnya orang yang ahli dalam bidang ilmu agama Islam. Setelah santri dapat bertanggung jawab dalam mengelola urusan kepesantrenan dan terlihat kemapanan bidang garapannya, maka dimulailah karir dirinya. Karir itu akan menjadi media bagi diri santri untuk mengasaha lebih lanjut kompetensi dirinya sebagai lulusan pesantren. Disinilah ia mengambil tempat dalam hidup, menekuni, menumbuhkan, dan mengembangkannya. 4. Tujuan-tujuan akhir ghayah Tujuan akhir adalah mencapai ridla Allah SWT. Itulah misteri kahidupan yang terus memanggil dan yang membuat kesulitan terasa sebagai rute-rute dan terminal-terminal manusiawi yang wajar untuk dilalui. Penyebaran ilmu Penyebaran ilmu menjadi pilar utama bagi menyebarnya ajaran Islam. Kalangan pesantren mengemas penyebaran ini dalam dakwah yang memuat prinsip al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar. Perhatian pesantren terhadap penyebaran ilmu ini tidak hanya dibuktikan denga otoritasnya mencetak da’i, akan tetapi juga partisipasinya dalam pemberdayaan masyarakat. Karakteristik Pondok Pesantren Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai karakteristik yang sangat kompleks. Ciri-ciri secara umum ditandai dengan adanya Kyai, sebagai figur yang biasanya juga sebagai pemilik Santri, yang belajar dari kyai Asrama, sebagai tempat tinggal para santri dimana Masjid sebagai pusatnya Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian weton, sorogan, dan bandongan, yang sekarang sebagian sudah berkembang dengan sistem klasikal atau madrasah. Sedangkan ciri secara khusus ditandai dengan sifat kharismatik dan suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Kedua ciri ini masuk kedalam lima klasifikasi pondok pesantren. Kelima klasifikasi pesantren ini adalah Pondok pesantren salaf/klasik yaitu pondok yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf weton dan sorogan, dan sistem klasikal madrasah salaf. Pondok pesantren semi berkembang yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf, sistem klasikal swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum. Pondok pesantren berkembang yaitu pesantren yang kurikulum pendidikannya 70% agama dan 30% umum. Pondok pesantren khalaf/modern yaitu pesantren yang sudah lengkap lembaga pendidikannya, antara lain adanya diniyah, perguruan tinggi, bentuk koperasi, dan dilengkapi takhasus bahasa arab dan inggris. Pondok pesantren ideal yaitu pesantren modern yang dilengkapi dengan bidang ketrampilan meliputi pertanian, teknik, perikanan, perbankan. Dengan harapan alumni pesantren benar-benar berpredikat khalifah fil ardli. Secara umum, pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni pesantren salaf tradisional dan pesantren khalaf modern. Pembedaan ini didasarkan atas dasar materi-materi yang disampaikan dalam pesantren. Dalam sistem dan kultur pesantren dilakukan perubahan yang cukup drastis Perubahan sistem pengajaran dari perorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang kemudian dikenal dengan istilah madrasah sekolah. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa Arab. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya ketrampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar, kepramukaan untuk melatih kedisiplinan dan pendidikan agama, kesehatan dan olahraga serta kesenian yang Islami. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah ijazah sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut. Biasanya ijazah bernilai sama dengan ijazah negeri. Lembaga pendidikan tipe universitas sudah mulai didirikan di kalangan pesantren. Modernisasi dalam pendidikan Islam merupakan pembaharuan yang terjadi dalam pondok pesantren. Setidak-tidaknya dapat menghapus image sebagian masyarakat yang menganggap bahwa pondok pesantren hanyalah sebagai lembaga pendidikan tradisional. Kini pesantren disamping berkeinginan mencetak para ulama juga bercita-cita melahirkan para ilmuwan sejati yang mampu mengayomi umat dan memajukan bangsa dan negara. Materi Pendidikan dalam Pondok Pesantren Materi pendidikan atau yang lebih dikenal dengan kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Materi pendidikan pesantren ditentukan oleh pondok pesantren itu sendiri, oleh karenanya isi dan tujuan materi pesantren ini harus dinamis, fleksibel, terbuka dan sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat. Sebagai bagian dari pendidikan, pesantren mempunyai watak utama yaitu sebagai lembaga pendidikan yang memiliki kekhasan tersendiri. Salah satu ciri utama pesantren adalah adanya pengajaran kitab kuning sebagai kurikulumnya. Kitab kuning dapat dikatakan menempati posisi yang istimewa dalam tubuh kurikulum di pesantren. Ditinjau dari segi materi, secara umum isi kitab kuning yang dijadikan rujukan sebagai kurikulum pesantren dapat dikelompokkan menjadi dua. Pertama, kelompok ajaran dasar sebagaimana terdapat pada al-Qur’an dan al-Hadits serta ajaran dari penafsiran ulama terhadap keduanya. Kedua, kelompok kitab kuning yang tidak termasuk dalam ajaran agama Islam akan tetapi kajian yang masuk kedalam Islam sebagai hasil dari perkembangan Islam dalam sejarah. Bagi pesantren, kitab kuning sangatlah penting untuk menfasilitasi proses pemahaman keagamaan yang mendalam sehingga mampu merumuskan penjelasan yang segar tetapi tidak berlawanan dengan sejarah mengenai ajaran Islam, al-Qur’an, dan Hadits Nabi. Kitab kuning yang dijadikan referensi kurikulum begi kalangan pesantren adalah referensi yang kandungannya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Metode Pendidikan dalam Lingkungan Pondok Pesantren Metode pendidikan membicarakan cara-cara yang ditempuh guru untuk memudahkan murid memperoleh ilmu pengetahuan, menumbuhkan pengetahuan kedalam diri penuntut ilmu, dan menerapkannya dalam dalam kehidupan. Untuk memahami cara-cara itu, maka tidak dapat mengabaikan pengertian ilmu pengetahuan dan cara memperolehnya. Metode pengajaran di pesantren adalah bandhongan atau wetonan dan sorogan. Kedua sistem itu digunakan setelah para santri dianggap telah mampu membaca dengan lancar dan menguasai al-Qur’an. Dalam metode bandhongan ini dilakukan dengan cara kyai/guru membacakan teks-teks kitab yang berbahasa Arab, menerjemahkannya kedalam bahasa lokal, dan sekaligus menjelaskan maksud yang terkandung dalam kitab tersebut. Aspek kognitif yang semua santri menjadi aktif adalah metode pengajaran yang juga menjadi ciri khas pesantren; yaitu sorogan. Metode sorogan adalah semacam metode CBSA Cara Belajar Siswa Aktif yang santri aktif memilih kitab kuning, membacanya, kemudian menerjemahkannya di hadapan kyai, sementara itu kyai mendengarkan bacaan santrinya dan mengoreksi bacaan atau terjemahannya jika diperlukan. Penguasaan kitab kuning juga diasah melalui forum yang biasa disebut musyawarah. Dalam forum ini, para santri membahas atau mendiskusikan suatu kasus didalam kehidupan masyarakat sehari-hari untuk kemudian dicari pemecahannya secara fiqh yurisprudensi Islam. Interelasi Pendidikan Pondok Pesantren Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan di Jawa, tempat anak-anak muda bisa belajar dan memperoleh pengetahuan keagamaan yang tingkatnya lebih tinggi. Alasan pokok munculnya pesantren adalah untuk mentransisikan Islam tradisional, karena disitulah anak-anak muda akan mengaji lebih dalam kitab-kitab klasik berbahasa Arab yang ditulis berabad-abad yang lalu. Di Jawa kitab-kitab ini dikenal sebagai kitab kuning. Ada ahli sejarah yang menganggap bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan yang merupakan kelanjutan dari lembaga pendidikan agama pra-Islam, yang disebut mandala. Mandala telah ada sejak sebelum Majapahit dan berfungsi sebagai pusat pendidikan semacam sekolah dan keagamaan. Mandala adalah tempat yang dianggap suci karena disitu tinggal para pendeta atau pertapa yang memberikan kehidupan yang patut dicontoh masyarakat sekitar karena keshalehannya, atau para pendeta yang memberikan pengajaran keagamaan Hindu-Buddha untuk masyarakat. Tokoh sejarawan menyebutkan bahwa pesantren adalah kelanjutan dari lembaga pendidikan masa pra-Islam, yaitu mandala. Pendapat ini didasarkan atas adanya persamaan antara pesantren dengan mandala, yaitu Sama-sama memiliki lokasi jauh dari keramaian di pelosok yang kosong. Lembaga pendidikan keagamaan Hindu mandala dan lembaga pendidikan keagamaan Islam pesantren sama-sama memiliki tradisi ikatan guru-murid. Menjalin komunikasi antardharma yang juga dilakukan antarpesantren dengan perjalanan rohani atau lelana. Metode pengajaran dengan sistem melingkar halaqah Memang ada banyak persamaan antara mandala dengan pesantren, tetapi belum berarti bahwa ada hubungan antara keduanya yang terjadi secara paralel melalui status daerah yang ditempati. Pesantren tidak dapat disimpulkan mengambil alih begitu saja dari sistem mandala. Ada beberapa pesantren pada abad ke-18 Tegalsari di Panarag, Banjarsari dan Sewulan di Madiun dan ke-19 Maja Pajang dekat Surakarta dan Melangi dekat Yogyakarta yang berdiri diatas tanah pemberian raja, namun hal ini bukan berarti penerusan lembaga pendidikan mandala ke pesantren. Pada masa kerajaan-kerajaan Islam Jawa masih berjaya didaerah pesisir, seperti Gresik, Kudus, Jepara, dan Demak, kemajuan pendidikan Islam memperoleh perhatian penguasa muslim dengan kemajuan perdagangannya. Setelah runtuhnya daerah pantai utara Jawa Tengah dan Jawa Timur ke tangan penguasa Mataram, penyelenggaraan pendidikan tidak memperoleh perhatian dari penguasa lagi. Ditambah dengan kemerosotan ekonomi perdagangan muslim di pesisir yang berpindah menjadi petani di pedalaman. Oleh karena itu, tanggung jawab pendidikan keagamaan Islam memunculkan sumbangan, pembayaran zakat, dan wakaf dari masyarakat, dan lahirlah pesantren-pesantern yang berawal dari upaya ulama bebas yang tergerak pada pendidikan Islam yang lepas dari Keraton Mataram dengan dukungan masyarakat. Diantaranya adalah beliau para ulama yang dahulunya belajar di Makkah dan Madinah. Hal ini memberikan pengaruh pada model penyelenggaraan pendidikan pesantren di Indonesia. Demikian Penjelasan Materi Tentang Pondok Pesantren Pengertian, Sejarah, Tujuan, Karakteristik, Materi, Metode dan Interelasi Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi. Islamic boarding school in Indonesia Pesantren , or pondok pesantren , are Islamic boarding schools in Indonesia. They consist of pondok, mosque, santri, teaching of classical Islamic texts and Kyai.[1] According to one popular tradition, the pesantren educational activity arrangement originated from traditional Javanese pondokan; dormitories; ashram for Hindu or viharas for Buddhists to larn religious philosophies, martial arts and meditation. Institutions much like them are found across the Islamic world and are called pondok in Malaysia and Southern Thailand and madrasa Islamia Islamic madrasa in India and Pakistan and much of the Standard arabic-speaking earth. The pesantren aim is to deepen knowledge of the Qurʾān, specially through the written report of Arabic, traditions of exegesis, the Sayings of the Prophet, law and logic. The term pesantren derives from the root discussion santri or pupil — pe-santri-an or the place of the santri.[2] As social institutions, pesantren take played a major role over the centuries. They emphasise core values of sincerity, simplicity, individual autonomy, solidarity and self-command. Young men and women are separated from their families, which contributes to a sense of private commitment to the organized religion and close bonding to a teacher.[three] [ane] Description [edit] Nearly pesantren’ provide housing or dormitory living at low or no cost for the students Santri. The two type of educations systems are conducted throughout the day. Students in pesantren have almost 20 hours activities starting from early morning prayer starting at 4 am to midnight where they ended the evening with a study group in the dormitory. During the solar day, students nourish formal school which is mandatory until secondary school by 2005 like any other students outside of pesantren, and in late afternoon and evening they have to attend religious ritual followed by religious studies and group studies to complete their homework. Pesantren are provided to Indonesian citizens at depression cost; although today some modern pesantren charge higher fees than previously, they are still significantly cheaper than non-pesantren educational institutions. The traditional pattern was for students to work in the headmaster’s rice fields in exchange for food, shelter, and education. All pesantren are led by a group of teachers and religious leaders known as Kyai. The Kyai is respected as teacher and devout man. Kyai as well play important roles in the community as a religious leader and in recent years as a political figure. There are Kyai families that accept a long history of serving in this part. Some contemporary Kyai are the grandsons and great-grandsons of famous historical figures who established well known pesantren. [1] [two] Starting in the second half of the twentieth century, some pesantren started calculation secular subjects to their curriculum equally a way of negotiating modernity. The add-on of country recognized curricula has afflicted traditional pesantren in a number of ways. It has led to greater control past the national regime. It has likewise restricted the number of hours available for the traditional subjects making for hard decisions. Many pesantren leaders have decided that the preparation of religious leaders is not their sole purpose and are now satisfied to graduate young men and women who have the morality of Kyai.[4] The reduction of hours available to now main two curricula has led to practical changes. While it is still possible for the children of the poor to piece of work in the Kyai’s economic ventures more than just rice fields these days, most parents will pay both room and lath and small tuition. The time that used to be spent working, is at present spent in secular education.[1] Pesantren curriculum has 4 possible components traditional religious education, called ngaji; government recognized curricula in that location are two different types to cull from; vocational skills preparation; character development. Pesantren differ to the caste that they engage each of these components; however, all experience that grapheme development for the students is the defining characteristic of any pesantren.[v] Through curricular redesign pesantren people engage in a process of reimagining modernity. Modernity must be first imagined as potentially dangerous in terms of the morals that often accompany it. Information technology must and then exist imagined as redeemable, that it tin be discrete from ane set of “problematic” morals and reattached to Islamic morality.[6] One prominent pesantren figure in Republic of indonesia is Abdurrahman Wahid Gus Dur, a former President of Indonesia. He was well educated in pesantren during his youth and grown upwardly as a grandson of a Kyai, the founder of one of Indonesian religious political organizations, Nahdlatul Ulama. Gus Dur himself was the head of this system from 1984 until 1999. Afterward his term as President of Republic of indonesia, Gus Dur returned to teaching in his pesantren in Ciganjur.[7] Run into also [edit] Islam in Indonesia Madrasa Surau Kyai, honorific title for leaders of pesantren List of Islamic seminaries Kitab kuning Kota santri Notes [edit] ^ a b c d Zamakhsyari Dhofier The Pesantren Tradition A Study of the Role of the Kyai in the Maintenance of the Traditional Ideology of Islam in Java Tempe, AZ Arizona Country University Program for Southeast Asian Studies Monograph Series. ^ a b Ronald Lukens-Bull 2005 A Peaceful Jihad Negotiating Identity and Modernity in Muslim Coffee. New York Palgrave Macmillan, p. 48 ^ Vickers, Adrian 2005. A History of Modernistic Indonesia . Cambridge University Press. p. 55. ISBN0-521-54262-6. ^ Ronald Lukens-Bull 2000 “Teaching Morality Javanese Islamic Education in a Globalizing Era” Periodical of Arabic and Islamic Studies. Vol. 326-48. ^ Ronald Lukens-Bull 2005 A Peaceful Jihad Negotiating Identity and Modernity in Muslim Java. New York Palgrave Macmillan. ^ Ronald Lukens-Bull 2001 “2 Sides of the Same Money Modernity and Tradition in Indonesian Islamic Education.” Anthropology and Education Quarterly. 323350-372. ^ Greg Barton, 2002. Gus Dur The Authorized Biography of Abdurrahman Wahid. Equinox Publishing

apa yang kamu ketahui tentang pondok pesantren